Mendengkur (snoring/mengorok) adalah fenomena pernapasan berbunyi ketika seseorang tengah lelap tertidur. Pada saat mencapai fase tidur dalam maka terjadi relaksasi otat otot termasuk otat di sekitar pangkal lidah, faring, tonsil sehingga mempersempit jalur pernapasan. Penyempitan ini akan menyebabkan aliran udara terganggu dan menyebabkan terbentuknya suara yang disebut DENGKUR.
Tidur mendengkur kerap dikaitkan dengan kelelahan atau kurang tidur sehingga pasien sangat pulas untuk membalas jam tidur yang kurang. Dengkuran yang terjadi biasanya dengan frekwensi rendah dengan amplitudo yang sedang-tinggi sehingga kemungkinan akan menjadi gangguan tidur pada pasangan, anak atau roommate.
Bagi pendengkur sendiri mungkin tidak merasakan apa-apa namun apabila dengkuran yang disertai timbulnya gejala gejala di bawah ini, patut diwaspadai. Karena gejala dengkuran patologis ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Sindrom ini disebut Obstructive Sleep Apneu (OSA) dengan terjemahan henti napas akibat penutupan jalan napas ketika tidur.
Biasanya dengkurannya hebat, terus menerus dan tiba pada suatu saat relaksasi menyebabkan penutupan total jalan napas dan orang tersebut berhenti bernapas. Tubuh kita hanya bertoleransi sekitar 4 menit dalam keadaan henti napas karena dalam darah gas Oksigen akan menurun dan gas Karbondiokasida akan meningkat. Penurunan Oksigen disertai Peningkatan Karbondioksida akan menjadi refleks untuk bernapas (mekanisme pertahanan tubuh) sehingga tubuh akan melakukan tarikan nafas dalam dan cepat. Karena ada blok total jalan napas, pada keadaan tarikan nafas (inspirasi) dalam maka akan terjadi fenomena tercekik dan pasien spontas terbangun dan merasakan sesak, jantung berdetak cepat dan keras (palpitasi) dan menarik nafas seperti gelagapan. Bayangkan setiap malam terjadi hal ini berulang kali dalam semalam maka akan timbul gangguan tidur yang masif dan berakibat bisa fatal.
Sindrom OSA ini bergejala sebagai berikut
Untuk mengetahui secara diagnostik saat ini sudah ada program Sleep Test dengan mencatat parameter tubuh saat tidur (polysomnogram) yang meliputi, aliran udara, level oksigen dalam darah, pola nafas, aktivitas listrik otak, gerakan bola mata, frekwensi jantung dan aktivitas otot-otot. Rekaman selama tidur akan memperlihatkan pola yang berubah drastis dari keadaan resting (tidur) menjadi alert (terjaga) yang terjadi dalam waktu yang cepat perubahannya dan pada saat itulah terjadi OSA. Dapat pula dihitung berapa kali “serangan” OSA terjadi dalam semalam.
Apabila sudah ditemukan maka untuk selanjutnya dapat ditangani mulai dari pemasangan alat napas mekanik selama tidur dengan alat yang disebut CPAP yang berfungsi memberi tekanan pada aliran udara sehingga tidak terjadi blok total jalan napas. Program penurunan berat badan mutlak diperlukan. Untuk keadaan yan sangat berat tindakan modifikasi anatomi rahang sampai operasi daerah pangkal lidah kadang diperlukan.
MENDENGKUR belum tentu AMAN, malah berpotensi BENCANA !
Tidur mendengkur kerap dikaitkan dengan kelelahan atau kurang tidur sehingga pasien sangat pulas untuk membalas jam tidur yang kurang. Dengkuran yang terjadi biasanya dengan frekwensi rendah dengan amplitudo yang sedang-tinggi sehingga kemungkinan akan menjadi gangguan tidur pada pasangan, anak atau roommate.
Bagi pendengkur sendiri mungkin tidak merasakan apa-apa namun apabila dengkuran yang disertai timbulnya gejala gejala di bawah ini, patut diwaspadai. Karena gejala dengkuran patologis ini berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Sindrom ini disebut Obstructive Sleep Apneu (OSA) dengan terjemahan henti napas akibat penutupan jalan napas ketika tidur.
Biasanya dengkurannya hebat, terus menerus dan tiba pada suatu saat relaksasi menyebabkan penutupan total jalan napas dan orang tersebut berhenti bernapas. Tubuh kita hanya bertoleransi sekitar 4 menit dalam keadaan henti napas karena dalam darah gas Oksigen akan menurun dan gas Karbondiokasida akan meningkat. Penurunan Oksigen disertai Peningkatan Karbondioksida akan menjadi refleks untuk bernapas (mekanisme pertahanan tubuh) sehingga tubuh akan melakukan tarikan nafas dalam dan cepat. Karena ada blok total jalan napas, pada keadaan tarikan nafas (inspirasi) dalam maka akan terjadi fenomena tercekik dan pasien spontas terbangun dan merasakan sesak, jantung berdetak cepat dan keras (palpitasi) dan menarik nafas seperti gelagapan. Bayangkan setiap malam terjadi hal ini berulang kali dalam semalam maka akan timbul gangguan tidur yang masif dan berakibat bisa fatal.
Sindrom OSA ini bergejala sebagai berikut
- Penderita akan merasa mengantuk yang amat sangat di pagi hari dan badan terasa lelah akibat pasien terbangun berkali kali dan sulit mencapai fase tidur dalam.
- Mulut sangat kering dan nyeri tenggorokan saat bangun pagi, karena pendengkur sering tertidur dengan mulut terbuka.
- Sakit kepala yang mengganggu di pagi hari disertai kaku leher (tension headache).
- Gangguan konsentrasi, pelupa, mudah marah dan kadang depresi.
- Keringat malam.
- Tidak mendapat kesegaran saat bangun tidur.
- Disfungsi seksual.
- Mendengkur kuat.
- Sulit bangun pagi hari.
- Terbangun mendadak karena merasa tercekik (choking) dan nafas tersengal (gasping).
- Mengompol.
- Berkeringat sangat banyak.
- Gangguan konsentrasi di sekolah.
- Perilaku menarik diri dari kelompok bermainnya.
- Henti nafas.
- Gertakan gigi.
- Posisi tidur yang tak biasa, leher yang diregang (hiper-ekstensi).
Untuk mengetahui secara diagnostik saat ini sudah ada program Sleep Test dengan mencatat parameter tubuh saat tidur (polysomnogram) yang meliputi, aliran udara, level oksigen dalam darah, pola nafas, aktivitas listrik otak, gerakan bola mata, frekwensi jantung dan aktivitas otot-otot. Rekaman selama tidur akan memperlihatkan pola yang berubah drastis dari keadaan resting (tidur) menjadi alert (terjaga) yang terjadi dalam waktu yang cepat perubahannya dan pada saat itulah terjadi OSA. Dapat pula dihitung berapa kali “serangan” OSA terjadi dalam semalam.
Apabila sudah ditemukan maka untuk selanjutnya dapat ditangani mulai dari pemasangan alat napas mekanik selama tidur dengan alat yang disebut CPAP yang berfungsi memberi tekanan pada aliran udara sehingga tidak terjadi blok total jalan napas. Program penurunan berat badan mutlak diperlukan. Untuk keadaan yan sangat berat tindakan modifikasi anatomi rahang sampai operasi daerah pangkal lidah kadang diperlukan.
MENDENGKUR belum tentu AMAN, malah berpotensi BENCANA !
