-->

Breaking

logo

Kamis, 26 Mei 2011

Sesatkah kejawen?

Sesatkah kejawen?


Sesatkah kejawen?

Agama merupakan suatu sistem, arah, jalan yang penting dalam rangka mengenal Tuhan, pedoman hidup, maupun sekedar hikmah yang secara implisit dituliskan dalam sebuah kitab suci. Melalui agama manusia bisa mengenal kebesaranya, sifat-sifatnya, suri teladan, sebagai sumber bekal untuk kehidupan kita kelak setelah meninggal. Kemerdekaan dan kebebasan untuk beragama dinegara kita INDONESIA dijamin oleh undang-undang dasar 45 pasal 29 ayat 2 yang berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap2 penduduk untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaanya itu’.

Islam Kejawen, sering kita mendengarnya. Lantas apa itu kejawen? sering kita mendengar kejawen di cap sebagai suatu ajaran sesat, haram dan dihalalkan untuk dibumi hanguskan oleh orang yg mengklaim sebagai pembawa kebenaran dan salah satu penghuni surga!!!hahhaha….karena dialquran tidak pernah mengajarkan hal seperti itu dan menyimpang dari islam. Misalnya; sebuah kidung, macapat, tembang-tembang jawa, tradisi budaya jawa. Rasulullah tidak pernah mengajarkan hal demikian. Lantas mengapa kita tetap menggunakan internet, leptop, pc, windows, mobil, berangkat haji menggunakan pesawat? padahal itu semua buatan orang kafir dan rasulullah tidak pernah mengajarkan kita naik pesawat. Halal kah? atau haram? atau sesat? Keadaan tersebut menunjukkan adanya kesalahan diantara 3 faktor :

1. Semua itu yang memang sesat ataukah

2. Kita yang terlalu bodoh, sombong selalu ngaku sebagai pemilik kebenaran tetapi sebatas bibir kurang bisa mencerna tentang ajaran tuhan sehingga allah semakin menyesatkanya?

3. Agamanya yang sesat? (kasihan kadang jadi kambing hitam? karna sikap beberapa segelintir orang)

Marilah bersama-sama kita merendahkan hati ini, sujut dan mohon ampun pada Allah swt dan membuka mata kita runtut mengenai islam kejawen.

1. Asal muasal

Penyebaran islam yang dilakukan para wali dahulu untuk melakukan islamisasi tetapi tidak untuk arabisasi (sambil membawa pentungan dan bom) sehingga dapat diterima dengan ramah oleh penduduk jawa yang mayoritas beragama hindu budha. Para wali memperkenalkan islam menggunakan bahasa pada saat itu karena tidak mungkin langsung ngomong menggunakan dalil-dalil bahasa arab. Ajaranyapun sedikit demi sedikit diajarkan. Ajaran islam yang dialihtrasikan (alih bahasa, ditranslitkan, diterjemahkan) kedalam bahasa rakyat pada saat itu. (ini baru islam, ramah, baik, menyejukkan) penyebaranya melalui seni pertunjukan (wayang, lagu-lagu yang disebut dengan istilah kidung). Sekarang perkembanganya pembaca tau sendiri, setiap orang ingin melakukan pembeharuan-pembeharuan baru yang dianggap lebih baik dari sebelumnya tetapi hasilnya???carut marut..sesama muslim saling menyalahkan, merasa kelompoknya paling benar.

2. Ajaranya

• Ajaran islam tentang ketuhanan yang dituliskan oleh para wali ataupun penyebar2 islam saat itu dan kita kenal dengan istilah suluk. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa masyarakat pada saat itu. Apakah ini yang disebut kejawen? sesat? apakah ini yang disebut kafir?

• Kisah-Kisah kerajaan ataupun silsilah dituliskan dalam karya sastra yang kita dengar dengan istilah babad.

• Falsafah, kisah, aturan islam, cerita yang bisa kita jadikan cermin dituliskan menggunakan bahasa pada saat itu yang kita kenal dengan nama serat.

• Tradisi, upacara adat, budaya, juga telah mengalami islamisasi disaring dan di sesuaikan dengan syariat islam oleh para wali. Misalnya mendoakan arwah orang tua, nenek, cicit, putu, yang biasanya di lakukan di makam orang dahulu menggunakan bahasa hindu budha kemudian dipimpin oleh para wali dengan bersama2 berdoa menggunakan bahasa-bahasa dan doa yang digunakan umat islam. Masalah sesaji? sesatkah ??? sesatkah???? apakah para wali buta??? atau kita yang buta??????? terlalu cepat dan gegabah memberikan label sesat? Kenapa masih bertahan hingga sekarang? dan bahkan masih menjamur hingga era 60an? apakah arti dan makna simbolik untuk-Nya? apakah mereka menyembah alam??? apa hikmahnya? apa dibalik semua ini?????? ada bagusnya… kita menjaga dan menghormati alam tetapi tidak untuk menuhankan. Kita tahu di wilayah kerajaan seperti jogjakarta dan surakarta. apakah sesat? padahal sikapny merupakan hal yang patut diacungi jempol. Islam masuk dilembaga pemerintahan mempengaruhi cara pandang, konsep, cara pikir rakyat dan ikut serta menyebarkan islam. Apakah ini yang namanya sesat??? apa ini acara ritual budaya yang dilakukan pihak kraton bid’ah mentang-mentang mereka pakai blangkon, tidak pakai peci dan serban???? renungkan sendiri..ada juga yang menganggap juru kunci merapi sebagai orang kafir dan sesat!! juru kunci bukan penjaga gunung ataupun penunggu gunung, melainkan pemantau gunung (dahulu belum ada BNPB) juru kunci merapi merupakan pemantau merapi menggunakan metode konvensional atau tradisional. Lihai membaca situasi alam, tanda-tanda alam dan karakteristik merapi.

• EVALUASI

Sebenarnya kejawen bukanlah agama, kenapa? karena syarat sah sebagai agama yakni mempunyai kitab suci dan memiliki rasul. kejawen merupakan unggah ungguh, piwulang, etika, sopan santun, ajaran orang tua kepada anaknya, bahasa akademiknya bimbingan konseling, tidak bisa dipaksakan kita harus berdoa menggunakan bahasa arab, pengaplikasian islam tidak bisa 100% seperti di tanah arab. apakah kita sesat menggunakan bahasa kita sendiri? dengan alasan rasulullah tidak pernah mengajarkan bahasa indonesia, bertambah juga penderitaan pertiwi jika dianggap dan dicap sebagai keindonesiawen.

Perlu diwaspadai, ada 4 tipe warga negara:

1. Orang yang cinta pada negaranya memperjuangkan negaranya sepenuh jiwa dan raga(seperti para pahlawan sbenarnya, pejuang, proklamator, guru, relawan)

2. Orang yang munafik, didepan memperjuangkan negaranya tetapi di belakang menggrogoti negaranya(contoh wakil rakyat kita,,eiiitz….jangan di contoh yo..hhaha)

3. Orang yang membenci dan ingin meruntuhkan negaranya dgn mengganti dasar hukum pancasila. (hati-hati, letakkan kepala dan otak, banyak dilakukan dengan mengatas namakan agama!)

4. Orang yg tak pernah peduli dengan keadaan negaranya.

Sebelumnya penulis mohon maaf sebesar besarnya jika ada kata yang menyinggung hati baik disengaja ataupun tidak…sesungguhnya atas kehendak dan ijin Allah semua ini terjadi dan mengalami perpecahan..mari kita kembali bersatu, memeluk semuanya dan pasrahkan saja semuanya sama Allah. Allah yang tau, Besar harapan saya meski berbeda dapat bersatu tanpa harus ngotot mempertahankan pendapat sendiri sambil mengencangkan urat leher dan menenteng pentungan.