Cerita Kita - Terowongan kereta api Lampegan menjadi terowongan tertua di Indonesia yang dibangun 1879 dan selesai pada 1882.
Melansir laman Twitter resmi Kereta Api, terowongan kereta api ini terletak di Pasir Gunung Keneng, Desa Cibokor, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Terowongan yang dibangun oleh Kereta Api Negara Staatspoorwegen (SS) ini awalnya memiliki panjang sekitar 686 meter.
Mulanya, terowongan ini dibuat untuk membangun jaringan kereta api dari barat hingga timur Pulau Jawa, demi mendukung pengangkutan hasil bumi.
Pembangunan terowongan ini terbilang cukup sulit, karena harus menembus bukit besar dari Gunung Kancana. Terowongan ini pun rampung pada tahun 1882 dan diresmikan oleh pejabat Hindia Belanda dan pejabat lokal.
Kini terowongan itu bertambah panjang menjadi 949 meter, dibangun membelah Perbukitan Cidepong dan biasa dilewati oleh kereta di jalur antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di km 143+144.
Penentuan asal usul nama dari terowongan ini pun memiliki banyak versi. Mulai dari Van Beckman yang terus berteriak, "lamp pegang, lamp pegang" saat memantau anak buahnya yang membangun terowongan ini.
Ada juga yang mengatakan nama Lampegan berasal dari masinis yang selalu meneriakkan, "lampen aan! Lampen aan!" saat kereta yang dikendarainya sedang melewati terowongan tersebut. Kalau dalam bahasa Sunda sendiri, Lampegan memiliki arti sejenis pohon kecil.
Para tahun 2000 hingga 2001, terowongan ini telah mengalami beberapa kali renovasi, karena kerusakan yang terjadi akibat rembesan air hingga membuat longsor di mulut terowongan.
Stasiun Lampegan sekarang hanya disinggahi oleh Kereta Api Siliwangi yang menghubungkan Stasiun Ciranjang, Cianjur, dan Sukabumi.
Suasananya yang relatif sepi, warga lokal memanfaatkan terowongan ini sebagai jalan pintas dari arah Cireungas, Sukabumi, ke Lampegan, Cianjur, atau sebaliknya.