-->

Breaking

logo

Rabu, 09 Februari 2022

Ku Jadikan Sampah Sebagai Teman, Demi Menggapai Sebuah Harapan

Ku Jadikan Sampah Sebagai Teman, Demi Menggapai Sebuah Harapan



Cerita Kita - Menjaga kebersihan lingkungan, utamanya mengelola sampah yang hingga kini masih menjadi bagian pekerjaan berat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mudah untuk menumbuhkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, apalagi memilah jenis sampah sesuai manfaatnya.

Lalu apa yang dapat saya lakukan untuk sedikit berkontribusi tentang memulai pola hidup menjaga kebersihan lingkungan , disekitar tempat tinggal saja dulu, agar setidaknya dapat mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan oleh sampah itu sendiri.

Ada 4 Usaha yang  saya lakukan, untuk itu diantaranya :

Pertama

Menegur diri, dalam mengendalikan sebuah kebiasaan kecil. Seperti membuang sampah bekas bungkus  jajanan kedalam tempat sampah atau kalau tidak menemukan tempat sampah, saya akan menyimpan bungkus jajanan itu kedalam saku, dan itu saya lakukan secara terpaksa pada awalnya. Saya fikir tanpa adanya sedikit paksaan, saya akan terbiasa lalai dengan tindakan itu.

Kedua

Menumbuhkan sikap empati , terhadap dampak-dampak yang dapat ditimbulkan jika sampah tidak dikelola dengan baik, lalu bagaimana saya menumbuhkan rasa kepedulian itu, kembali pada hal yang pertama diatas.

Ketiga

Menjadikan sampah seperti halnya sebagai teman, dalam hal ini tentang sampah yang sering menyumbat selokan, apalagi rumah saya berdekatan dengan sungai, kalau bukan saya yang memulai untuk peduli, kerugiannya juga akan saya tanggung sendiri, untuk itu saya berusaha untuk menjaga kebersihan daerah aliran sungai agar tidak sampai tersumbat, dengan cara memungut sampah plastik untuk saya kumpulkan dan itu bisa menhasilkan uang, sementara sampah yang berupa daun akan saya pindahkan ke kebun sebagai pupuk tanaman.

Keempat

Merangkul mereka yang masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya membuang sampah dengan baik, dengan cara apa saya melakukan itu, saya tidak akan langsung menegur, namun saya memberikan sedikit pemahaman bahwa sampah dapat berdampak buruk jika tidak kita yang memulai untuk peduli dengan hal itu.

Bagaimana jika timbul ketersinggungan  dengan hal itu, misalkan ditegur untuk tidak membuang sampah sembarangan ? saya kira, ini adalah proses yang harus dilakukan secara  berkesinambungan.

Melalui tahapan paling awal yaitu diri sendiri, kemudian lingkungan keluarga,  rasanya untuk mewujudkan harapan tentang peduli terhadap lingkungan akan tidak sejalan dengan harapan atau program yang telah ditentukan.

Ini bukan soal untuk seolah menjadi pahlawan lingkungan, tidak. Tapi bagaimana membiasakan diri menjadi pribadi yang peduli terhadap hal kecil, akan dapat memberikan manfaat bagi orang-orang disekeliling kita, bukankah sampah dapat berdampak pada munculnya wabah penyakit seperti demam berdarah, masihkan kita harus menunggu mereka untuk turut memulai, kalau bukan dari diri sendiri yang memulai.

Tidakkah kita rindu dengan suasana sungai yang bersih, lingkungan yang asri, yang dapat memberikan kesejukan, berupa udara yang bersih untuk dihirup, ketenangan jiwa dalam menikmati waktu yang tersisa dibumi.

Semua berawal dari diri untuk mewujudkan nilai / hasil . Bukankah hidup wajib dibarengi dengan usaha jika mimpi harus dikejar untuk sebuah tujuan. 

Tu Yuda