Cerita Kita - Peribahasa Jawa Adoh Datan Wangenan, Celak Datan Senggolan memiliki makna harfiah: 'Jauh tanpa pembatas, dekat tanpa sentuhan'. Bila dikaji lebih dalam, peribahasa yang banyak diungkapkan oleh para sufistik Jawa ini melukiskan tentang tempat keberadaan Tuhan.
Bagi masyarakat Jawa, Tuhan dipersepsikan berada di dalam hati suci setiap manusia. Sebab itu, tidak ada jarak atau pembatas antara Tuhan dengan manusia. Sekalipun demikian, antara Tuhan dan manusia tidak pernah bersingungan secara fisik (lahir), melainkan secara batiniah. Mengingat Tuhan adalah Dzat gaib yang hanya dapat disentuh melalui laku spiritual.
Terdapat pula ungkapan bermakna sama dengan peribahasa di muka yang melukiskan mengenai tempat keberadaan Tuhan, yakni: 'Sajroning kulit, sajabaning daging'. Ungkapan tersebut menjelaskan bahwa Tuhan sesungguhnya berada di dalam diri (hati suci) manusia. Karena keduanya adalah Dzat (Tuhan) dan sifat (manusia) yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Untuk mendapatkan terang batin dari Tuhan yang bersinggasana di istana hati suci, manusia harus mampu mengendalikan empat nafsunya, yakni: amarah, supiyah, aluamah, dan mutmainah. Karena bila tidak dapat dikendalikan, keempat nafsu tersebut akan menjadi serupa awan penghalang untuk mendapatkan terang batin dari Tuhan yang dilukiskan sebagai matahari. Bila telah mampu menangkap terang batin, maka kemanunggalan antara manusia dengan Tuhan (manunggaling kawula-Gusti) telah mencapai kesempurnaannya (sampurnaning dumadi).***
-Sri Wintala Achmad-
