Cerita Kita - Keberhasilan start up lokal masuk dalam jajaran Unicorn yakni Gojek, Traveloka dan Tokopedia pasti membanggakan. Apa maksud Unicorn, makhluk dari mitologi berwujud kuda dengan tandu di dahi ? Dalam dunia usaha rintisan (start up) istilah Unicorn adalah "gelar" untuk perusahaan start up dengan valuasi USD1 Milyar. Tiga perusahaan di atas mendapat gelar tersebut karena di pasar investasi mengakuinya.
Untuk menentukan valuasi / nilai sebuah perusahaan start up tak mudah, masing -- masing umumnya memiliki patokan sendiri. Biasanya pendiri secara natural bersikukuh bahwa nilai bisnisnya jauh lebih tinggi dari penilaian calon investor, sebaliknya calon investor juga punya referensi sendiri untuk menetapkan kelayakan nilai sebuah perusahaan rintisan.
Pada dasarnya menentukan valuasi bisnis start up adalah sebuah "seni". Tergantung dari cara pendiri meyakin calon investor untuk menaruh dana di bisnis. Keberhasilan proyek Facebook, Apple, tak ditentukan oleh kecanggihan tehnologi nya namun cara meyakinkan calon investor bahwa bisnis tersebut profitable. Secara umum ada dua hal pertimbangannya menurut artikel Mengenal Valuasi Startup dan Istilah "Unicorn" dari Dailysocial.com (11/06/2016).
Subyektifitas
Pihak calon investor dan pendiri sering tidak "klop" dalam menentukan valuasi karena masing mempunyai referensi berbeda. Umumnya investor memiliki benchmark internal dan prosedur penghitungan valuasi, mulai dilihat dari kapabilitas founder/co-founder, produk yang dipasarkan, traksi pengguna hingga potensi produk tersebut ke depan. Sedangkan founder pasti tidak puas dengan hasil (result) dari benchmark calon investor dan investor, ibarat perjodohan pada titik ini rawan perceraian atau putus hubungan.
Proyeksi Keuangan
Penilaian ini lebih mudah, terukur, bersumber dari laporan rugi laba, neraca keuangan dan tren profit usaha tersebut. Meski tidak bisa dijadikan patokan utama menentukan nilai valuasi sebuah perusahaan start up,karena hanya melihat potensi bisnis dari satu sisi.
Pendanaan Start up
Setiap usaha atau bisnis butuh dana, demikian pula dengan perusahaan rintisan, tapi modal utama dari perusahaan ini kebanyakan tekad para pendiri. Dimana pendiri start up kebanyak anak-anak idealis dengan ketrampilan dan pengalaman di bidang IT, meski ada juga yang modal ketrampilan minus pengalaman. Di Indonesia anak -anak muda yang berani mencoba terjun di start up relatif sedikit dibandingkan populasi anak muda keseluruhan. Secara umum ada 2 cara meraih pendanaan bagi start up, mulai dari dana pribadi sampai dengan dana investor dari lantai bursa.
Bootstrapping
Sumber dana dari dana pribadi atau investor pribadi, biasanya untuk bisnis dengan mengandalkan ide dan gagasan pendiri sebagai batu lonjatan ke tahap berikutnya.
Pitching
Cara ini banyak ditempuh oleh pebisnis start up, mereka mengikuti kompetisi, inkubator atau sponshorship dari lembaga atau perusahaan.
Untuk mengembangkan skala bisnis lebih, cara kedua yakini pitching / lelang lebih realistis, sedikit investor pribadi atau satu perusahaan mau membiayai secara penuh bisnis start up. Ada pun tahapan pendanaan sebagai berikut :
Pre- Seed Funding
Pada tahap ini, pebisnis start up perlu membangun jejaring dengan "angel investor", bertindak sebagai ange mewakili beberapa investor untuk mendanai start up prospek tinggi. Pendiri start up perlu menjalin komunikasi dengan angel investor untuk mendapat informasi tipe start up yang diinginkan investor.
Seed Funding
Setelah melewati tahapan tadi, bila platform atau bisnis start up berkembang, kucuran dana tidak melalui "angel investor". Pihak pemilik start up dan investor berhubungan langsung dengan syarat dan ketentuan yang disepakati bersama, biasanya tahap ini dana investasi berkisar USD500 -- 1 juta.
Investasi Serial
Tahap ini lebih rumit, bisnis start up mesti sudah stabil, matang baik secara operasional , revenue /pendapatan, pengembangan ke depan. Umumnya setelah bisnis ini berusia 2 -- 4 tahun, investor bisa dari dalam dan luar negeri dengan nilai investasi ratusan milyar dimulai dari grade A, B, C dst. Masing-mas9ng tahapan memiliki persyaratan khusus tentang perencanaan bisnis dan aplikasi, keuangan, dll.
Initial Public Offering (IPO)
Bisnis start up bisa masuk tahap ini setelah melewati pengujian, verifikasi, memiliki pertumbuhan pendapatan signifikan dalam waktu tertentu. Lewat cara ini, perusahaan start up bisa meraup dana segar dari pasar saham milyaran dollar untuk operasional, pengembangan dan investasi lainnya.
Di kawasan Asia, India adalah terbanyak menghasilkan start up, tercatat 4.563 usaha sejenis di negeri itu, terbanyak nomer dua setelah Amerika serikat dengan 28.611, Indonesia urutan keempat dengan 1.749 seperti dilansir situs startupranking.com
Pastinya di kawasan ASEAN, jumlah start up kita paling tinggi, tak heran populasi Indonesia juga paling tinggi di ASEAN, dalam daftar urutan negara terbanyak menghasilkan bisnis start up, Indonesia . Apa rahasia Indonesia bisa menghasilkan 5 kali lipat dibandingkan Indonesia ? Dubes India bahkan klaim jumlah bisnis ini di negaranya sudah mencapai 8.000 usaha rintisan, seperti dilansir situs berita Okezone.com.
"Kenapa bisa ada 8.000 startup? Karena tersedianya sumber daya manusia, kebijakan pemerintah, pendidikan, finansial, dan banyak local problem yang jadi bisa menyajikan solusi," kata Pradeep, Kamis (6/12/2017).
Mental dan Gairah Pendiri
Di media massa online dan tradisional sosok pendiri ketiga perusahaan tehnologi selalu tak habis -- habis mendapat pujian, terutama atas sukses mereka dipercaya suntikan investasi dari luar dan dalam negeri. Konon valuasi perusahaan- perusahaan tersebut mencapai trilyunan rupiah.
Tapi jangan cepat percaya bahwa pebisnis start up pasti sukses dan mendapat investasi ratusan milyaran, faktanya tak demikian. Banyak perusahaan start up tidak sukses, berhenti di tengah jalan karena berbagai faktor, seperti founder dan co -- founder pecah kongsi, tidak ada investor masuk, atau sebab lain. Keberhasilan trio start up menjadi Unicorn dikarenakan founder mampu tetap menjaga semangat dan gairah tim untuk terus berkreasi dan berkembang.
Banyak perusahaan start up memulai dengan harapan tinggi, ketika dijalani tak seindah bayangan. Dalam jangka waktu tertentu para pendiri kehabisan energi, kekelahan mental, kekurangan dana, akhirnya tumbang. Faktor mental dan gairah ini menjadi faktor penting selain faktor investasi dan persoalan teknis lainnya. Mengapa ?
Kedua faktor ini sulit sekali dikuantifikasi dalam angka, sulit diukur dan susah dicari indikatornya. faktor tehnis bisa dipelajari, dicari dengan referensi, propeks investasi banyak alternatif, tergantung cara kita menyajikan dagangan menarik kepercayan dari calon investor.
Man Behind The Gun tetap menjadi kunci keberhasilan sebuah usaha start up !
Sigit Budi
