Februari adalah bulan kedua di tahun masehi yang memiliki hitungan hari paling pendek ketimbang 11 bulan lainnya. Bulan Februari telah menciptakan magis tersendiri yang akhirnya menyihir seantero manusia di bumi ini untuk larut dalam kasih sayang.
Banyak yang mengamini bahwa di bulan ini adalah bulan cinta dan tidak sedikit juga yang beranggapan bukan di bulan Februari aja yang bisa disebut bulan cinta. Tentu menjadi hal yang lumrah bagi kita jika warna pink mendominasi setiap suasana. Hal itu bukan tanpa alasan, karena tak bisa dipungkiri lagi warna merah muda dijadikan sebagai simbol cinta dan kasih sayang itu sendiri.
Mungkin alasan dari sebagian mereka yang mengamini Februari sebagai bulan cinta karena terdapat satu hari spesial. Ya, apalagi kalau bukan Hari Valentine. Tak sedikit juga para remaja sekarang masih mengadopsi kebudayaan barat ini.
Perayaan itu pun kian menyebar ke seluruh penjuru negeri, baik di kota metropolitan sampai ke pedesaan. Mereka sepakat mengamini bahwa Februari adalah “the month of love” sekaligus beranggapan bulan ini sarat kasih sayang.
Mungkin kebanyakan remaja pada umumnya nggak akan menyia-nyiakan bulan ini untuk dijadikan momen paling berharga. Mulai dari rencana menyatakan perasaan atau dengan sengaja memberikan perhatian lebih kepada sang gebetan.
Tapi bagi yang tidak sependapat, mungkin mereka pasti beranggapan Februari adalah bulan yang biasa dan tak ada bedanya dengan bulan-bulan lainnya. Mereka tak mau ambil pusing dengan segala embel-embel yang kian menghiasi Februari sebagai bulan cinta.
Alasan lainnya mungkin mereka sepakat perayaan yang diadopsi dari kebudayaan barat tersebut memang tak layak diselebrasi apalagi sampai disibukkan dengan agenda yang tak penting lainnya. Namun, tak bisa kita sangkal juga bahwa perayaan Valentine’s Day memang udah ngetop di mana-mana.
Rebecka Siregar, mahasiswi semester V di Universitas Sumatera Utara, mengamini kalo Februari bisa dikatakan sebagai bulan cinta. Cewek cantik berkaca mata ini mengaku selalu ada yang istimewa dilakukannya dengan si doi.
“Aku saling bertukar kado dengan pacar dan kami saling memberi perhatian yang lebih lagi dari bulan-bulan lainnya,” jelas Becka polos.
Sementara itu, Dwi Ramadhana yang juga teman satu jurusan Rebecka tak sependapat Februari dikatakan bulan cinta. Baginya, semua bulan itu sama dan nggak mesti di Februari kita nunjukin rasa cinta. “Hari kasih sayang yang biasa dikaitkan dengan Valentine itu budaya barat dan tak perlu kita tiru,” tegas Dwi.
Terlepas dari itu semua, rasanya tak salah kalo menunjukkan kasih sayang kepada teman, pacar, orangtua ataupun keluarga tanpa menunggu datangnya Februari. Bukankah kita bisa nunjukin kasih sayang itu setiap saat di mana aja dan kapan aja?
Setiap hari, setiap menit dan anytime rasanya memang lebih baik ketimbang harus nunggu datangnya Februari. Setuju..??
