Meski terbilang masih sangat muda, tapi mengajarkan anak untuk berpuasa, tidak ada salahnya. Malah, puasa bisa meningkatkan hormon pertumbuhan anak dan mencerdaskan emosi anak. Namun harus ada pemahaman-pemahaman yang harus diberikan oleh orang tua.
Selain itu, menurut Dr Eva J Soelaeman SpA, sejak usia 4 tahun anak
boleh diajarkan puasa, tapi latihan puasa ini sebaiknya hanya sebentar
saja. Namanya juga latihan 3-4 jam saja sudah cukup, minggu berikut
setengah hari dan minggu terakhir sehari penuh. “Puasa buat balita tidak
berbahaya kok, asal kebutuhan kesehariannya tetap terpenuhi. Puasakan
cuma mengubah waktu makan, yang tadinya makan di siang hari, jadi malam,
dan sarapan biasanya pagi, jadi sahur. Jadi total kebutuhan tetap
terpenuhi,” terang Speasialis Anak RSAB Harapan Kita ini.
Ia mengungkapkan, secara medis, puasa dapat meningkatkan hormon
pertumbuhan anak. Tapi dengan catatan kalau puasanya cuma beberapa jam
saja. Kalau terlalu lama, sehari penuh selama sebulan penuh, justru
mengganggu pertumbuhannya. Sebab cadangan lemak anak belum banyak. Bila
ingin mengajarkan anak puasa, penting diperhatikan sehat atau tidaknya
si kecil. Supaya kondisi tubuh prima, sebaiknya di malam hari anak tidur
lebih awal, dan jangan sampai anak puasa tanpa sahur.
Puasa juga memiliki
efek positif bagi anak. Melalui orang tua, anak bisa dijelaskan makna
puasa dan asyiknya menahan lapar. Gunanya untuk mengajarkan kontrol atau
mengendalikan diri. Apalagi tempramen anak adakalanya sulit
‘dikendalikan’ bukan? Lewat puasa, anak dilatih untuk mampu menahan
emosinya.
Bulan puasa adalah
juga bulan untuk banyak berbagi (beramal). Orang tua bisa memberi contoh
dan menjelaskan realitas lain di luar lingkungan anak, bahwa ada orang
yang kekurangan, harus dibantu, dsb.
