/1/
"Dzikir siapa berceceran di atas selembar sajadah, hingga sekawanan semut mengerumuni untuk mencecap manisnya?" tanya Azzura kepada Tuhan saat Ramadhan hari pertama.
"Dzikir ibumu. Seusai seharian ia serupa lebah yang memaknai nektar persembahan bunga-bunga sebagai madu. Kasih yang dimatangkan ke dalam ma'rifat cinta."
/2/
"Doa siapa yang berpijar serupa lampu di ruang tamu, hingga laron-laron mengerubungi karena terangnya?" tanya Azzura pada Tuhan saat Ramadhan hari kelimabelas.
"Doa ibumu. Seusai seharian ia serupa telaga yang meresapkan cahaya matahari ke dasarnya. Jalan terang bagimu yag kerapkali terjebak pada pusaran palung kegelapan."
/3/
"Puisi siapa yang ditadaruskan tengah malam, hingga aku terbuai serupa anak kera di bawah tetek induknya?" tanya Azzura pada Tuhan menjelang akhir Ramadhan.
"Puisi ibumu. Seusai seharian ia serupa semilir angin yang mengubah garang matahari sehijau bentang lautan. Dari ibulah, niscaya kau akan ketahui di mana letak surga."
-Sri Wintala Achmad-
