-->

Breaking

logo

Minggu, 25 Maret 2018

Guling, Sejarah Panjang Saat Belanda Menjajah Indonesia

Guling, Sejarah Panjang Saat Belanda Menjajah Indonesia


Cerita Kita -  Anda pasti mengenal guling, teman tidur paling setia. Kebiasaan mengenakan guling saat tidur ini memang jadi salah satu kekhasan Indonesia, bahkan di hampir seluruh negara Asia. Namun, dari mana sebetulnya asal-usul guling?

Sejarahnya kembali ke saat wilayah di Asia Tenggara dijajah oleh bangsa Eropa. Sebuah guling khusus dibuat dari rotan atau anyaman yang ditenun dan dibungkus dengan linen pertama kali dibuat.
Guling ini membantu orang-orang untuk tidur lebih nyenyak, apalagi negara yang beriklim tropis. Bagian dalam guling memungkinkan pemakainya tetap merasa dingin walau dalam cuaca panas.

 Saking seringnya menemani tidur, guling-guling ini kemudian dikenal dalam bahasa Inggris sebagai “Dutch wife” atau istri Belanda. Karena kisahnya yang sangat populer saat Belanda menjajah Indonesia ratusan tahun lalu.

Namun, ada pula kisah yang menceritakan bagaimana nama “istri Belanda” itu mendapatkan nama dalam Bahasa Inggris. Saat Inggris dan Belanda telah bertempur dalam serangkaian perang Anglo-Belanda abad ke-17 dan merupakan kekuatan saingan di Asia Tenggara yang mengakuisisi koloni untuk kerajaan masing-masing.


Dari persaingan inilah, Inggris menggunakan kata "Belanda" untuk menggambarkan hal-hal yang salah atau palsu, seperti keberanian Belanda, pelelangan Belanda, dan tentu saja “istri Belanda”. Lama-lama, guling semakin populer di kalangan orang Eropa.

Hingga saat mereka kembali ke negaranya masing-masing, orang-orang Eropa ini harus kembali beradaptasi karena tidak adanya guling. Kedua kisah tentang bagaimana guling ini dikenal sebagai “istri Belanda” mungkin bisa saling melengkapi.

Bahkan sebuah kisah di Singapura sempat diberitakan betapa seseorang sangat kehilangan gulingnya. Saat seorang pria yang tinggal lama di Singapura dan terbiasa tidur bersama guling, harus kecewa dirinya tak mendapati “Dutch wives” ketika di London Hotel.

Seiring waktu berganti dan kemajuan teknologi, guling kini menjadi bantal empuk yang panjang dan masih setia menemani tidur. Tak hanya di Asia melainkan juga di Eropa. Bahkan bagi sebagian orang, tidur tak memakai guling jadi satu ‘keanehan’.

Ide ini pun berkembang di Jepang hingga menjadi sebuah imajinasi seksual berbentuk boneka. (Sportourism)