-->

Breaking

logo

Rabu, 01 November 2017

Pisang Jaman Now, Mama Muda Punya Selera

Pisang Jaman Now, Mama Muda Punya Selera


Kita mulai dengan cerita. Riri dan Pebri sudah hampir  empat tahun menikah. Di sini baru Riri merasakan kesepian ditinggal  Pebri yang harus kerja ke luar kota. Lewat forum arisan mama-mama muda  Riri kenal yang namanya alat bantu bernama dildo merek A sampai Z. Riri  yang sudah biasa dengan macam-macam merek itu, jika Pebri nya pulang ke  rumah, akan kesulitan mencari waktu bersama alat bantu itu dan akhirnya  mereka terpaksa menerima nasib: ganti merek alat bantu. Pindah ke alat  bantu asli milik Pebri karena hanya itu yang ada. Mau apa lagi kalau  keadaan sudah seperti itu.

Pernah dengar mama-mama muda mengatakan  alat bantu dildo dengan sebutan terong dan pisang? Mama-mama muda di  komplek elit perumahan Maju juga lazim menyebutnya begitu. Sebutan  terong untuk alat yang keras dan pisang untuk yang tidak keras.

Mama-mama  muda di perumahan elit Maju lebih kenal alat bantu dan lebih menyukai  tipe pisang. Saya yakin, sebagian dari kau yang baca tulisan ini belum  pernah ke perumahan elit sana. Di sana papa-papanya sudah pada berumur,  jarak umur suami dan istri rata-rata sepuluh tahun macam pasangan Hamish  Daud-Raisa. Mau hangatkan badan apabila kesepian, alat bantu pisang  jawabanya. Pisang ini sudah mendominasi, bahkan sudah mencuri hati  mama-mama muda. Kayaknya perusahaan alat bantu pisang untung besar di  perumahaan elit macam Maju. Apalagi rasanya bisa bervariasi bahkan ada  rasa pisang asli disana.

Singkat kata, alat bantu ini memang  digemari mama-mama muda. Bisa menguasai perumahan elit macam maju dengan  produk-produk yang didukung oleh para pemuka agama dan budaya kalau  zina atau selingkuh dengan manusia lain diluar pernikahan itu haram  sehingga alat bantu menjadi idaman.

Buktinya? Alat bantu pisang  yang hanya satu gulungan bisa dinikmati berminggu-minggu sampai  berbulan-bulan, walau jumlah pengisapnya satu sampai puas. Sementara  satu pisang biasa alias asli diisap oleh dua sampai tiga orang dalam  waktu kurang dari satu jam.

Soal alat bantu pisang yang cepat  habis, ada satu lelucon komunitas arisan mama-mama muda perumahan maju  tentang itu. Riri yang masih lugu dan baru 4 tahun menikah serta 1 tahun  tinggal disana menjadi tuan rumah mama-mama muda komplek seperti Dewi  dan Lina. Acara pun berlangsung pada permainan sejenis truth or dare.  

Permainan ini menggunakan botol yang diputar untuk menentukan hukuman  saat botol itu berhenti. Untuk menambah keasikan permainan juga  memanfaatkan alat pengocok bekas arisan serta penutup mata. Giliran tiba  pada Dewi lalu ketika Riri membuka kertas tersebutlah kata pisang.  Kebiasaan mama muda arisan komplek menyatakan pisang yang dimaksud  merupakan alat bantu namun apalah daya Riri yang masih lugu kemudian  mengambil pisang beneran. Kebetulan ada sisa pisang dikulkas hanya ada  satu batang.

"Siap ya bu Dewi. Nanti saya tuan rumah yang atur untuk sekali-kali isap", kata Riri

"Kamu hisap." Ia menaruh sebatang pisang itu ke mulut Dewi.

"Hisap lagi" seru Riri mengomando Dewi.

Semakin cepat.

"Hisap lagi... lagi, Ah ini pisang tinggal setengah kamu hisap sendiri" Seru Riri.

"Ah kurang ajar kau Riri, pisang betulan itu!"

Reza Nurrohman