Kerap berada dalam situasi yang penuh tekanan mungkin menyebabkan wanita menikah sulit mendapat keturunan. Studi terbaru menyebutkan, bahwa stres dapat mempengaruhi kesuburan wanita dan kesempatan wanita untuk hamil.
Peneliti, seperti ditulis dalam jurnal Human Reproduction menemukan hubungan antara stres dan infertilitas. Peneliti mengukur tingkat stres dengan menggunakan biomarker alpha-amilase dalam air liur wanita yang ingin hamil.
"Para wanita yang tinggi kadar biomarker tersebut pada air liurnya, memiliki kemungkinan 29 persen lebih rendah untuk hamil, dan bila diterjemahkan, mereka berisiko dua kali lipat lebih besar mengalami infertilitas," kata Courtney Lynch, pemimpin penelitian yang juga direktur epidemiologi reproduksi di The Ohio State University Wexner Medical Center.
Perlu diingat bahwa studi ini menunjukkan asosiasi, bukan penyebab. Para peneliti tidak menyelidiki mengapa stres dapat menyebabkan ketidak suburan, dan mungkin ada beberapa faktor lain yang menghubungkan keduanya. Lynch menegaskan, ada banyak alasan lain mengapa pasangan menikah sulit mendapat keturunan.
Penelitian ini melibatkan 401 pasangan menikah yang mencoba memperoleh keturunan. Selama 12 bulan penelitian, dari 401 wanita peserta penelitian, 87 persen (atau 347 orang) di antaranya mengandung dan 54 orang (atau 13 persen) sisanya tidak.
Semua wanita peserta penelitian berusia antara 18 hingga 40 tahun, menikah atau dalam hubungan berkomitmen, telah berhenti menggunakan kontrasepsi dan memiliki pasangan laki-laki berusia 18 ke atas.
Peneliti memilah peserta penelitian berdasar usia, ras, dan pendapatan, serta konsumsi alkohol, kafein atau rokok, saat wanita pasangannya berusaha untuk hamil.
Peneliti kemudian mengumpulkan sampel air liur para wanita pada pagi hari setelah mereka terdaftar dalam studi, dan pagi hari lainnya dalam periode pertama penelitian. Peneliti menguji penanda biologis stress lewat kadar kortisol dan alpha-amylase pada sample air liur peserta.
Selain diminta mengisi jurnal terkait menstruasi dan kebiatan bercinta, peserta ditanyai sejumlah berbagai pertanyaan gaya hidup.
Ternyata disimpulkan bahwa stres adalah salah satu faktor yang didapati pada wanita yang sulit hamil. Meski demikiian, studi ini tidak menunjukkan bahwa stres adalah faktor paling penting dalam menentukan apakah pasangan akan hamil atau tidak, kata Lynch.
